Senin, 19 Desember 2011

penyakit selesma

DEFINISI
Common Cold (pilek, selesma) adalah suatu infeksi virus pada selaput hidung, sinus dan saluran udara yang besar.
PENYEBAB
Berbagai virus yang berbeda menyebabkan terjadinya common cold:
  • Picornavirus (contohnya rhinovirus)

  • Virus influenza

  • Virus sinsisial pernafasan.
    Ketiganya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita.

    Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek pada suatu saat dibandingkan waktu lain. Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk tertular. Kesehatan penderita secara umum dan kebiasaan makan seseorang juga tampaknya tidak berpengaruh.
    Kelompok yang secara pasti lebih mudah tertular adalah orang-orang yang : - mempunyai kelainan pada hidung atau tenggorokan (misalnya pembesaran amandel) - kelelahan atau stres emosional - alergi di hidung atau tenggorokan - wanita pada pertengahan siklus menstruasi.

  • GEJALA
    Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
    Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.
    Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan.

    Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.

    Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
    Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya tidak terlalu banyak.

    Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua.


    KOMPLIKASI

    Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
  • Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar

  • Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau asma yang menetap

  • Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).

  • DIAGNOSA
    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
    PENGOBATAN
    Penderita diusahakan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman, serta diusahakan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
    Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani tirah baring di rumah.

    Minum banyak cairan akan membantu mengencerkan sekret hidung sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan/dibuang.

    Untuk meringankan nyeri atau demam pada anak-anak maupun dewasa, bisa diberikan asetaminofen atau ibuprofen.

    Pada penderita dengan riwayat alergi, pemberian antihistamin bisa membantu mengeringkan hidung yang meler terus menerus.

    Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan sekret dan mengurangi sesak di dada.
    Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu mengeluarkan sekret yang kental.

    Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati, kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur.
    Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk.

    Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.
    PENCEGAHAN
    Antibodi yang terbentuk pada saat seseorang terserang pilek akan menurun setelah beberapa waktu dan virus penyebab pilek jumlahnya sangat banyak, karena itu orang terus terserang pilek dari waktu ke waktu di sepanjang hidupnya.
    Belum ditemukan vaksin yang efektif untuk setiap jenis virus pernafasan.

    Tindakan pencegahan yang paling baik adalah menjaga kebersihan.
    Banyak virus common cold yang ditularkan melalui kontak dengan ludah yang terinfeksi, karena itu untuk mengurangi penularan sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan permukaan barang-barang.

    Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang dikeluarkan oleh seorang penderita.

    penyakit raja singa

    raja singa

    Sifilis atau Raja Singa merupakan infeksi yang kronis, yang dapat menyerang semua alat-alat dalam badan dan dapat ditularkan dari ibu ke janin. Penyebabnya adalah Treponema Palidum, suatu kuman yang berbentuk sprial dan dapat bergerak dengan sangat lincah.

    Penyakit ini telah menjalar ke seluruh dunia dan menyerang berjuta-juta orang. Penyebarannya adalah melalui hubungan kelamin (sexual intercourse), dan banyak terdapat di kota-kota besar terutama kota-kota pelabuhan atau perdagangan. Walaupun sekarang insidensinya menurun, tetapi penyakit sifilis masih perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena akibat yang timbul merupakan gejala sistemik yang sangat luas.

    Asal Usul Penyakit Sifilis

    Terdapat banyak pendapat dan spekulasi tentang asal usul penyakit sifilis ini. Tetapi hanya ada dua teori utama yang menjelaskan asal-usul penyakit ini. Teori itu adalah :

    1. Columbian atau New World Theory
    Sesuai dengan teori ini, penyakit ini belum dikenal di Eropa sebelum tahun 1942. Pada tahun ini Christopher Colombus melakukan suatu pelayaran bersejarah dengan melintasi lautan Atlantik. Para pelautnya dikatakan telah dijangkiti penyakit sifilis oleh wanita-wanita setempat di pulau Hispaniola di Hindia Barat. Pada pelayaran kembali ke Eropa penyakit ini terus berkembang dengan gejala-gejala berupa bercak-bercak berwarna tembaga pada setiap penderita yang disebut sebagai Indian Measles. Sesudah tahun 1943 timbulah epidemi penyakit ini di seluruh Eropa.

    2. Unitarian atau African Theory
    Menurut teori ini, penyakit ini sudah ada sejak berabad-abad sebelumnya. Penaykit ini kemudian menyebar dengan adanya perpindahan penduduk dan perdagangan budak kenegaraan Amerika.

    Dengan adanya perbedaan udara di Afrika yang panas dengan negara-negara Amerika yang berhawa dingin, maka kuman-kuman penyakit sifilis lalu menyesuaikan diri dengan perpindahan ke bagian badan yang panas yaitu di sekitar alat genital (kemaluan). Dan akibatnya penyakit ini lalu menjadi penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin.

    Mengapa penyakit ini disebut sifilis ?

    Hal ini disebabkan karena adanya suatu sajak yang ditulis pada tahun 1530. Pengarangnya bernama FRACASTORO seorang dokter yang juga seorang ahli sajak yang hidup di Verona, Italia. Dia telah menerbitkan suatu sajak yang diberi nama sifilis, yang menceritakan pengembalaan babi yang bernama Sifilis yang mendapat amarah dari Dewa Apollo.

    Sehingga dewa tersebut menjatuhkan hukuman berupa suatu penyakit yang sangat dahsyat sebagai hukumannya. Tanda-tanda mengenai penyakit yang terdapat pada sajak tersebut dilukiskan sangat mirip dengan tanda-tanda penyakit baru yang saat ini sedang melanda negara Itali. Akibat tersebar luasnya di masyarakat, maka nama sifilis lalu diterapkan begitu saja pada penyakit baru tersebut dan nama tersebut tetap digunakan hingga sekarang.

    penyakit klamidia

    klamidia

     
    Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Istilah infeksi Klamidia dapat juga merujuk kepada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri dari keluarga Chlamydiaceae. C. trachomatis hanya ditemukan pada manusia. dapat merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata. Penyakit ini adalah merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia – yang diperkirakan sekitar 2,3 juta orang di Amerika Serikat yang terinfeksi Klamidia.
    C. trachomatis dapat ditemukan tinggal di dalam sel manusia. Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal, atau oral, dan dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi. Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis). Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Klamidia mudah diobati dengan antibiotik. Pada wanita, klamidia dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul (PRP) yang berakibat wanita tersebut menjadi mandul (tidak dapat mempunyai anak).
    Manifestasi klinis dari uretritis kadang sulit dibedakan dengan gonore dan termasuk adanya discharge mukopurulen dalam jumlah sedikit atau sedang, gatal pada uretra dan rasa panas ketika buang air kecil. Infeksi tanpa gejala bisa ditemukan pada 1 – 25 % pria dengan aktivitas seksual aktif. Komplikasi dan gejala sisa mungkin terjadi dari infeksi uretra pada pria berupa epididimitis, infertilitas dan sindroma Reiter. Pada pria homoseksual, hubungan seks anorektal bisa menyebabkan proktitis klamidia.
    Gejala-gejala klamidia / symptoms for chlamydia
    1.  Penyakit kelamin
    Infeksi klamidia pada leher rahim (cervicitis) adalah penyakit menular seksual yang asimtomatik (tidak bergejala) pada sekitar 50-70% wanita yang terinfeksi dengan penyakit ini. Infeksi dapat ditularkan melalui vagina, anal, ataupun oral. Mereka yang mengalami asimtomatik ini kira-kira setengahnya akan mengembangkan Penyakit Radang Panggul (PRP), istilah umum untuk infeksi rahim, saluran tuba, dan / atau ovarium. PRP dapat menyebabkan munculnya jaringan parut di dalam organ-organ reproduksi, yang kemudian dapat menimbulkan komplikasi serius, termasuk nyeri panggul kronis, kesulitan menjadi hamil, ektopik (tuba) kehamilan, dan komplikasi pada kehamilan  lainnya yang berbahaya. Chlamydia menyebabkan 250.000 sampai 500.000 kasus PID setiap tahun di Amerika Serikat. Wanita yang terinfeksi dengan klamidia adalah hingga lima kali lebih mungkin terinfeksi HIV, jika terkena.
    Chlamydia dikenal sebagai “Silent Epidemi” karena pada wanita, hal itu mungkin tidak menimbulkan gejala pada 75% kasus, dan dapat tidak terdeteksi selama berbulan-bulan atau tahunan sebelum ditemukan. Gejala yang mungkin terjadi termasuk: perdarahan yang tidak biasa atau cairan vagina, rasa sakit di perut, nyeri saat hubungan seksual (dispareunia), demam, nyeri buang air kecil dan dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
    Pada pria, Chlamydia menunjukkan gejala infeksi uretritis (radang uretra) di sekitar 50% dari kasus. Gejala yang mungkin terjadi meliputi: nyeri atau rasa panas ketika buang air kecil, kotoran yang tidak biasa dari penis, testikel bengkak atau lembut, dan demam. Cairan yang keluar/menetes atau purulent exudate, umumnya kurang kental dan lebih ringan dalam warna dibanding pada kasus gonore. Jika tidak diobati, Chlamydia pada laki-laki mungkin akan menyebar ke testis menyebabkan epididimitis, yang dalam kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan kemandulan jika tidak dirawat dalam jangka waktu 6 sampai 8 minggu. Chlamydia menyebabkan lebih dari 250.000 kasus epididimitis di Amerika Serikat setiap tahun. Chlamydia juga merupakan penyebab potensial prostatitis (peradangan pada kelenjar prostat) pada pria, meskipun relevansinya dalam hal ini masih sulit dipastikan karena ada kemungkinan kontaminasi dari uretritis.
    2. Penyakit Mata
    Konjungtivitis klamidia
    Konjungtivitis klamidia atau trakoma pernah menjadi penyebab paling penting kebutaan di seluruh dunia, tetapi perannya berkurang dari 15% dari kasus kebutaan oleh trakoma pada tahun 1995 menjadi 3,6% pada tahun 2002.  Infeksi dapat menyebar dari mata ke mata oleh jari, berbagi handuk atau kain, batuk dan bersin. Bayi yang baru lahir dapat juga mengembangkan infeksi mata Chlamydia  melalui persalinan.
    3. Kondisi Rheumatological
    Klamidia juga dapat menyebabkan artritis reaktif – tiga serangkai artritis, konjungtivitis dan uretritis (radang uretra) – terutama pada anak laki-laki. Sekitar 15.000 orang mengembangkan artritis reaktif karena infeksi klamidia setiap tahun di Amerika Serikat, dan sekitar 5.000 secara permanen terpengaruh olehnya. Ini dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, walaupun lebih sering terjadi pada pria.
    4. Infeksi Perinatal
    Sebanyak separuh dari semua bayi yang lahir dari ibu dengan klamidia akan lahir dengan penyakit ini. Klamidia dapat mempengaruhi bayi dengan menyebabkan aborsi spontan, kelahiran prematur, konjungtivitis yang dapat menyebabkan kebutaan, dan pneumonia (radang paru-paru). Konjungtivitis karena Chlamydia biasanya terjadi satu minggu setelah kelahiran (bandingkan dengan menyebabkan kimia yang dalam hitungan jam atau gonore (2 sampai 5 hari)).
    5. Kondisi lain
    Chlamydia trachomatis juga merupakan penyebab lymphogranuloma venereum, infeksi kelenjar getah bening dan limfatik. Biasanya ditunjukkan dengan ulserasi genital dan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, tapi mungkin juga muncul sebagai proktitis (radang anus), demam atau pembengkakan kelenjar getah bening di wilayah lain dari tubuh.

    Diagnosis
    Bagi wanita aktif seksual yang tidak hamil, skrining dianjurkan pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan wanita lainnya yang beresiko terinfeksi. Faktor risiko mencakup sejarah klamidia atau infeksi menular seksual lainnya, memiliki mitra seksual baru atau banyak mitra seksual, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Para ahli masih belum menemukan kesepakatan universal apakah screening penting untuk laki-laki.
    Diagnosis terhadap infeksi-infeksi klamidia genital berkembang pesat dari tahun 1990-an sampai 2006. Nucleic acid amplification tests (NAAT), seperti pada  polymerase chain reaction (PCR), transcription mediated amplification (TMA), dan DNA strand displacement amplification (SDA) sekarang menjadi tes-tes andalan. NAAT untuk klamidia dapat dilakukan dengan mengambil sampel spesimen yang dikumpulkan dari leher rahim (perempuan) atau uretra (laki-laki).
    Pengobatan
    Infeksi C. trachomatis dapat disembuhkan dengan antibiotik secara efektif setelah terdeteksi.  Centers for Disease Control (CDC – US) menyediakan pedoman untuk perawatan berikut:
    * Azitromisin 1 gram oral sebagai dosis tunggal, atau
    * Doxycycline 100 mg dua kali sehari selama tujuh hingga empat belas hari.
    * Tetrasiklin
    * Eritromisin

    penyakit cadidas

    gejala cadidas

    5 Gejala candida Anda harus tahu!

    09.10.2011 · Posted in Tips Kesehatan
    Sebagian besar individu waktu benar-benar tidak menyadari bahwa mereka memiliki tingkat tinggi Candida dalam sistem mereka kecuali mereka mengalami gejala fisik. Namun, ketika pertama kali memutuskan untuk pergi pada diet bebas ragi Anda akan memiliki beberapa masalah selama dua minggu pertama. Jangan khawatir! Ini adalah kejadian yang benar-benar alami. Sebagai candida mulai mati itu melepaskan semua racun berbahaya yang ke tubuh kita sebelum akhirnya keluar tubuh kita sama sekali. Berikut adalah beberapa dari biasanya ragi gejala intoleransi yang mungkin Anda miliki selama tahap awal dari mengikuti diet bebas candida sehat dan bermanfaat.
    Sakit kepala:
    Sering kali, sakit kepala yang dibawa oleh stres, atau sebagai tanda infeksi virus pernapasan. Apa yang sebagian besar] [individu tidak menyadari adalah bahwa hal itu dapat juga disebabkan oleh racun dirilis sebagai akibat dari candida mati off. Kejadian dan tingkat keparahan akan tergantung pada jumlah ragi dalam sistem Anda.
    Gula keinginan:
    Gula adalah sumber makanan utama ragi. Sekarang bahwa Anda telah dieliminasi gula dari diet Anda ragi dalam tubuh Anda sangat akan meminta Anda untuk memberi makan mereka dengan membuat Anda mendambakan untuk makanan manis. Aku tahu itu sulit tetapi sangat penting Anda melawan dorongan ini!
    Kelelahan:
    Sebagai ragi mati dan racun yang dirilis ke dalam tubuh Anda Anda mungkin mulai merasa serangan kelelahan. Jangan khawatir ini akan hanya terakhir 7-14 hari. Setelah Anda membuat itu melalui fase awal ini Anda akan melihat perbedaan dramatis dalam tingkat energi Anda.
    Masalah pencernaan:
    Ingat bahwa candida hidup terutama di dalam sistem pencernaan Anda. Oleh karena itu, Anda dapat mengatakan bahwa tekanan pada daerah ini mungkin setelah mereka mulai mati. Karena racun mereka merilis Anda akan merasa kembung dan ekstrim produksi gas. Selain gangguan gas dan perut, diare dapat juga terjadi. Karena diare dapat terjadi, Anda harus ingat untuk menjaga diri tetap terhidrasi minum air.
    Gatal kulit:
    Gatal kulit dan penyakit kulit lainnya bisa terjadi karena akumulasi racun dalam sistem. Jika masalah tetap bertahan dan menjadi tak tertahankan dokter Anda untuk resep untuk membantu meringankan keparahan.
    Secara keseluruhan ini intoleransi ragi masalah mungkin membiarkan Anda merasa sakit selama beberapa minggu.Masalah sebenarnya dan ada intensitas yang berbeda untuk semua orang. Hanya akan menyadari bahwa ini adalah reaksi awal dan Anda akan menjadi sehat dan bahagia setelah Anda sudah keluar sisi lain.

    penyakit kusta

    KUSTA

    Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara lainnya adalah India dan Brazil.
    Bakteri Mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ahli fisika Norwegia bernama Gerhard Armauer Hansen, pada tahun 1873 lalu. Umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah.
    Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit ini diduga berasal dari Afrika atau Asia Tengah yang kemudian menyebar keseluruh dunia lewat perpindahan penduduk. Penyakit ini masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke IV-V yang diduga dibawa oleh orang-orang India yang datang ke Indonesia untuk menyebarkan agamanya dan berdagang. Pada 1995, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat permanen karena kusta.
    Penyebab :
    Penyakit kusta disebabkan oleh kuman yang dimakan sebagai microbakterium, dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai basil “tahan asam”.
    Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu.
    Masa inkubasi pasti dari kusta belum dapat dikemukakan. Beberapa peneliti berusaha mengukur masa inkubasinya. Masa inkubasi minimum dilaporkan adalah beberapa minggu, berdasarkan adanya kasus kusta pada bayi muda.Masa inkubasi maksimum dilaporkan selama 30 tahun. Hal ini dilaporan berdasarkan pengamatan pada veteran perang yang pernah terekspos di daerah endemik dan kemudian berpindah ke daerah non-endemik. Secara umum, telah disetujui, bahwa masa inkubasi rata-rata dari kusta adalah 3-5 tahun.
    Tanda-tanda :
    Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Secara umum, tanda-tanda itu adalah :
    • Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
    • Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
    • Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus. Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
    • Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit
    • Alis rambut rontok
    • Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa)
    Gejala-gejala umum pada lepra, reaksi :
    • Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil.
    • Anoreksia.
    • Nausea, kadang-kadang disertai vomitus.
    • Cephalgia.
    • Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis.
    • Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali.
    • Neuritis.
    Pengobatan :
    Pengobatan yang efektif terhadap penyakit kusta ditemukan pada akir 1940-an dengan diperkenalkannya dapson dan derivatnya. Bagaimanapun juga, bakteri penyebab lepra secara bertahap menjadi kebal terhadap dapson dan menjadi kian menyebar. Hal ini terjadi hingga ditemukannya pengobatan multiobat pada awal 1980-an dan penyakit ini pun mampu ditangani kembali.
    Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 122 negara. Pada Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, disetujui resolusi untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2000, dan berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan mandat untuk mengembangkan strategi penghapusan kusta.
    Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kusta pada 1993 dan merekomendasikan dua tipe terapi multiobat standar. Yang pertama adalah pengobatan selama 24 bulan untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. Yang kedua adalah pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.
    Obat terapi multiobat kusta.Sejak 1995, WHO memberikan paket obat terapi kusta secara gratis pada negara endemik, melalui Kementrian Kesehatan. Strategi ini akan bejalan hingga akhir 2010. Pengobatan multiobat masih efektif dan pasien tidak lagi terinfeksi pada pemakaian bulan pertama. Cara ini aman dan mudah. Jangka waktu pemakaian telah tercantum pada kemasan obat.
    Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta. Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Jadi faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah.

    penyakit kaki gajah

    KAKI GAJAH

    Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.

    Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

    Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).
  • Penularan Penyakit Kaki Gajah


  • Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.

    Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

  • Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah


  • Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya.


    Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
    • Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
    • Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
    • Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
    • Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
    • Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)

    Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

  • Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah


  • Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).

    Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.

    Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari.

  • Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah


  • Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.

    Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat simtomatik.

    Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau
    dalam keadaan lemah.

    Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.

  • Pencegahan Penyakit Kaki Gajah


  • Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya.

    Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.

    penyakit ebola

    ebola

    Virus Ebola menyebabkan demam hemorrhagic. Semenjak dikenal tahun 1976, VirusEbola menyebabkan penyakit yang fatal pada manusia maupun binatang primata (monyet, gorila dan simpanse). Dinamakan Virus Ebola karena ditemukan pada sungai yang bernama Ebola juga yang terletak di daerah Republik Demokratik Kongo (sekarang Zaire).
    Virus ini merupakan satu dari dua famili RNA virus yang bernama Filoviridae. Virus Ebola sendiri dibagi dalam 4 subtipe. Tiga tipe termasuk yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan satu tipe yang menyerang khusus hewan primate (Ebola-Reston).
    Habitat alami dari virus ini tidak diketahui pasti. Namun, fakta menunjukkan bahwa virus
    ini bersifat “zoonotic” yang artinya hidup dan berkembang biak dalam tubuh hewan yang berada dalam benua Afrika. Kasus-kasus yang telah dikonfirmasi berkaitan dengan virus Ebola telah dilaporkan terjadi di daerah Zaire, Gabon, Sudan, Pantai Gading dan Uganda. Seseorang dengan serologi infeksi namun tidak menunjukkan tanda-tanda sakit terjadi di Liberia dan seorang pekerja laboratorium di Inggris menjadi sakit sebagai akibat dari insiden jarum suntik. Tidak dilaporkan adanya kasus yang terjadi di Amerika Serikat. Virus Ebola menyebabkan kematian dan sakit pada monyet yang diimpor ke fasilitas penelitian di USA dan Italia dari Filipina.
    1. ASPEK BIOLOGI
    • MORFOLOGI VIRUS EBOLA:
    gambar:

    Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan
    bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virion
    virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

    • KLASIFIKASI VIRUS EBOLA ∗Genom: single stranded negative sense RNA
    ∗Ordo: Mononegavirales
    ∗Famili: Filoviridae / Filovirus
    ∗Subfamili: -
    ∗Genus: Ebolavirus
    ∗Spesies: Ebola

    • SIKLUS HIDUP


    Siklus hidup dari virus Ebola baru terjadi saat virus masuk ke dalam sel inang. Berikut ini
    merupakan siklus hidup dari virus Ebola:
    1. Virus berikatan dengan reseptor inang dengan permukaan GP (glikoprotein) peplomer dan berendisitosis ke dalam vesikel sel inang
    2. Penyatuan membran virus dengan membrane vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke dalam sitoplasma
    3. Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3’-5’) poliadenilase, monocistronic mRNAs
    4. Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi dengan menggunakan perlengkapan sel inang.
    5. Terjadi Post-translasi dari mRNA. Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan GP1 dan GP2. Kedua glikoprotein ini, pertama, berpasangan sebagai heterodimer
    kemudian menjadi trimer. Prekursor SGP berikatan erat pula dengan SGP dan delta peptida.
    6. Bila protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi. Dengan memakai rantai RNA sense negative, (+)ssRNA disintesis. Sintesis (+)ssRNA berfungsi untuk mensintesis (-)ssRNA.
    7. Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma membran sel inang; virion terlepas.

    2. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN 
    • PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
    Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) 
    • PENYEBARAN
     Secara umum, virus ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui partikel udara. 
    GEJALA
    Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien.
    DIAGNOSA
    Diagnose seorang pasien tunggal yang terinfeksi cukup sulit karena gejala awal, seperti
    mata memerah dan ruam kulit, kurang spesifik terhadap virus Ebola dan terlihat pula pada pasien lain dengan penyakit yang berbeda, bahkan lebih sering. Namun, bila gejala yang dijelaskan tadi sudah terlihat jelas, sebaiknya segera isolasi pasien dan hubungi Departemen Kesehatan setempat.

    OBAT YANG DIGUNAKAN
    Para peneliti masih dibingungkan oleh adanya beberapa orang pasien yang dapat pulih
    dari EHF dan sebagian lagi tidak. Mungkin ini disebabkan oleh oleh respon imun yang berbeda dari tiap orang terhadap virus. Sebenarnya, tidak ada perawatan khusus terhadap pasien EHF. Para pasien hanya diberi terapi suportif, yang berupa penyeimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh pasien, peningkatan jumlah oksigen, peningkatan tekanan darah dan perawatan dari penyakit komplikasi lain yang mungkin timbul.

    Sekarang telah dikembangkan suatu vaksin yang berbasis rekombinan virus stomatitisVesikular atau rekombinan Adenovirus yang membawa Glikoprotein Ebola pada permukaanya. Pada tahun 2003 sebenarnya telah dikembangkan vaksin NIAID, namun tidak membawa hasil sukses. Masalahnya karena pemberian vaksin yang terlambat (1-4 hari setelah gejala muncul) sehingga tubuh pasien sudah terlalu parah untuk diobati.
    korban